Alih Bahasa

Senin, 15 November 2010

DIBALIK LETUSAN MERAPI CIPTAKAN KEBERSAMAAN MASYARAKAT YOGYAKARTA

(Sumber: http://borneotribune.com/headline/SENIN, 15 NOVEMBER 2010 07:39 HENTAKUN)

Sumber Foto: bornetribune.com


         Letusan Gunung Merapi yang di mulai dari tanggal (26/10) dan sampai hari ini masih terjadi, tidak hanya merugikan masyarakat sekitaran lereng Merapi, namun berdampak bagi warga Kota Yogyakarta yang tinggal di seputaran Kali Code.
            Surono atau yang akrab dipangil ‘Mbah Rono’ warga di sekitaran kali yang berhulu di Merapi harus waspada terhadap kiriman lahar dingin jika terjadi hujan di puncak gunung teraktif di dunia itu. Kali Code, merupakan salah satu kali yang berhulu di Merapi.
            “Kiriman lahar dingin berupa pasir dan krikil membuat pendangkalan kali mas, biasanya kali ini dalamnya sekitar 4 meter namun karena kiriman lahar dingin ini sekarang kedalamannya kurang dari satu meter,” papar Morjiono salah satu tokoh pemuda Kali Code, ketika Bakti Sosial di Kali Code, Minggu (14/11).
            Pendangkalan ini maka Pemkot Yogyakarta berkoordinasi dengan instansi terkait mulai mengadakan pengerukan Kali Code bahkan pada hari, Sabtu kemarin atas instruksi Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto, seluruh PNS se-Kota Yogyakarta turun ke Kali Code untuk membantu memindahkan pasir dan kerikil.
            Hal serupa juga dilakukan oleh mahasiswa asal Kalbar dan Kaltim yang kuliah di kota pendidikan tersebut. Aksi Bakti Sosial bertajuk GR Merapi (Gotong Royong Merapi) bersama-sama dengan Ormas-Ormas seperti Paguyuban Tri Tunggal, Banser dan Brajamusti digelar kemarin.
            Ini membangkitkan semangat solidaritas dan gotong royong serta mempererat tali silaturahmi baik dengan masyarakat Yogyakarta sendiri maupun dengan teman-teman yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta.
            “Kami senang bisa bekerja sama dengan teman-teman Dayak Kalimantan toh selama ini kami yo sering bekerja sama dalam bidang pelestarian budaya nah kali ini kami membuat kegiatan yang sedikit berbeda,” papar Mas Jeje dari Paguyuban Tri Tunggal.
            Dari Banser menurunkan 250 orang santri untuk ikut dalam aksi ini, sebenarnya, kata salah satu pengurus Banser, ingin menurunkan semua santri namun karena sebagian dari santri masih ada yang ditempatkan di beberapa posko pengungsi, maka harus berbagi tugas.
            “Cuma bisa menurunkan segini mas,” imbuh Gus Jaro komandan Banser Yogyakarta. Benedictus Waluyo Jati, Ketua FKPMKS (Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Kristiani Sintang) yang ikut dalam aksi mengatakan mereka dari FKPMKS mengerahkan kawan-kawan yang tidak pulang untuk ikut aksi ini. ”Kami merasa terpanggil untuk membantu saudara-saudara kami yang ada di bantaran Kali Code,” katanya.
            Hubertus V. Wake sebagai kordinator lapangan mengatakan total massa yang hadir mengikuti aksi ini sekitar 500 orang, selain itu mereka juga di bantu masyarakat sekitar Kali Code. Dan aksi ini kemungkinan akan kita galang kembali dengan massa yang lebih banyak mengingat hujan masih mengguyur puncak Merapi.
“Kita berharap banjir tidak terjadi seperti di tahun 80-an akibat kiriman lahar dingin Merapi,” tukas mahasiswa asal Kabupaten Melawi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar