Alih Bahasa

Kamis, 30 Desember 2010

PKS KOTA KERJA BAKTI BERSIH LAHAR KALI CODE

Dilaporkan Oleh: M. I. Sunnah
Ilustrasi: lahar Masuk rumah Wara
(Foto: Hasan Sakri-Tribunnews.com)




Mensikapi banjir lahar dingin Kali Code yang makin ngegirisi, DPD PKS Kota  Senin, 29/11/2010 petang mengeluarkan  Protap (Prosedur Tetap) Kondisi Darurat Banjir Kali Code. Protap tersebut diinstruksikan via sms ke Posko-Posko PKS Peduli Code, para kader, dan para relawannya. Protap tersebut menggariskan Langkah 1: Bantu Evakuasi dan Amankan keselamatan Jiwa warga, 2. Langkah 2: Data kebutuhan warga yang mengungsi, khususnya daerah kantong Konstituen PKS. Langkah 3: Mobilisasi batuan yang paling mendesak.
 Sebelumnya, Pos Penanggulangan Bencana (P2B) DPD PKS Kota telah membentuk 3 Posko Peduli Code, Yakni Posko Utara (Tegal Rejo-Jetis) dikoordinatori oleh Mas Endin (0856-43397986). Posko Tengah (Danurejan-Pakualaman) dikoordinatori oleh Edi Sunarto (0813-28296146), Posko Selatan (Gondomanan-Mergangsan) dikoordinatori oleh Indra Suryanto (0812-15559269). Disamping itu, DPD PKS Kota juga telah menunjuk Pak Bambang Anjar Jalumurti sebagai Korlap Relawan Tanggap Darurat Kali Code yang berkonsentrasi operasi di wilayah timur Kali Code dan Pak Barda Hartana sebagai wakil Korlap Relawan Tanggap Darurat Kali Code yang berkonsentrasi operasi di wilayah barat Kali Code.
Pada banjir Kali Code, Senin, 29/11/2010 petang dan malam, kader dan relawan PKS Kota Yogya turun ke lokasi Banjir, langsung memetakan permasalahan dan kebutuhan yang diperlukan. “Ternyata, di beberapa tempat pengungsian, warga yang mengungsi belum sempat makan malam sehingga DPD PKS Kota melakukan mobilisasi penyediaan nasi bungkus untuk makan malam. Setelah terkumpul ratusan nasi bungkus dari kader-kader PKS langsung didistribusikan ke beberapa titik pengungsian diantaranya di Kampung  Jogoyudan, Ledok Tukangan, dan Bintaran,” kata Ardianto, Ketua DPD yang juga Penanggungjawab P2B DPD PKS Kota Yogyakarta.
“Agenda tanggap darurat Kali Code kader dan relawan PKS, saat ini membantu kerja bakti bersih rumah dan lingkungan di daerah yang terkena luberan lahar dingin Kali Code. Kerja bakti sudah kami atur: kader dan relawan PKS dari Kecamatan Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Umbulharjo, dan Kota Gede   membantu di kampung sisi timur Kali Code dari Jembatan Kewek hingga Jembatan Wirosaban, Sorosutan dikomandoi oleh Pak Bambang Anjar. Sedang kader dan relawan dari Kecamatan lain dikerahkan membantu  kampung di sisi barat bantaran Kali Code dikomandoi oleh Pak Barda Hartana. Sementara ini, kerja bakti bersih rumah dan lingkungan dikonsentrasikan di kampung Jogoyudan dan Ledok Tukangan. Setiap sore pukul 15.00 hingga menjelang Maghrib dari Selasa kemarin hingga Sabtu kami terjun kerja bakti bersih rumah dan lingkungan yang rata-rata dipenuhi material lahar hingga setengah meter. Insya Allah Ahad, 5/12/2010, kerja bakti massal kader dan relawan PKS Kota Yogyakarta dimulai pukul 08.00 wib,” jelasnya seraya menambahkan bahwa semua kegiatan Insya Allah selalu dikoordinasikan terlebih dahulu dengan RT/RW setempat serta dikomunikasikan ke Tim Tanggap Darurat Kali Code Pemkot Yogyakarta.   
       Bambang Anjar Jalumurti, Koordinator lapangan (Korlap) Relawan PKS Kota Yogyakarta yang sempat bersama elemen Tanggap Darurat Pemkot Yogya meninjau ke daerah hulu Kali Code di Kali Boyong, Turgo menceritakan, “Saat ini material Merapi sudah memenuhi semua sabo-sabo dam yang tinggi aslinya 6 meter. Saking buuaanyaknya, jika hujan deras mengguyur lereng  Merapi berhasil  membawa material 30 cm  saja, maka dipastikan seluruh badan Kali Code di sepanjang wilayah Kota Yogyakarta ini akan penuh semua. Naudzubillah. Semoga hujan di Lereng Merapi  turun sedikit demi sedikit sehingga materialnya juga turun sedikit demi sedikit, “ ungkapnya. Amiin. (MIS).

Selasa, 14 Desember 2010

TNI-Warga Bikin Tanggul Bronjong di Jotawang





(Kedulatan Rakyat, Selasa 14 Desember 2010, Halaman 14)
Kegiatan kerja bakti TNI-Rakyat Jajaran Kodim Ban­tul

bersama masyarakat Jotawang membuat tanggul bronjong di Kali Code.

       Bantul (KR) - Jajaran Kodim 0729 Bantul bersama masyarakat Pedukuhan Jotawang Bungunharjo Sewon Bantul, Senin (l3/12), mengadakan kegiatan kerja bakti TNI-Rakyat membuat tanggul bronjong kawat diisi batu sepanjang 30 meter di aliran sungai Code yang melintas di kampung Jotawang.

Dandim 0729 Bantul  Letkol Inf Drs. Digdo Purhananto saat berada di lokasi kerja bakti mengatakan, “Kegiatan kerja bakti ini merupakan bentuk kepedulian TNI bersama masyarakat terha­dap warga yang terancam bencana. Hal ini terkait ada rumah warga milik Mahmud di Jotawang yang terancam roboh karena  tanggul sungai Code di sisi rumahnya jebol sepanjang 30 meter”.
Dikatakan, jajaran Kodim  Bantul selama musim rawan bencana setiap harinya disiagakan Pleton Siaga Bencana yang setiap saat siap membantu masyarakat yang tarancam atau terkena bencana. Maka dengan adanya ancaman rumah warga di Jotawang, jajaran Kodim Bantul langsung membantu membantu dengan kerja bakti bersama warga.



        Sementara Danramil Sewon Kapten Inf Diya S didampingi Dukuh Jotawang, Arintoko, SE menjelaskan, “Kegiatan kerja bakti TNI-Rakyat” ini mengerahkan sekitar 60 personal dari jajaran Kodim 0729 Bantul dan 40 warga dari Jotawang. Untuk  membuat tanggul bronjong  ini, dibutuhkan bronjong kawat  sebanyak 40 buah yang berasal dari bantuan Dinas Pemukima dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil DIY) dan sekitar 50 meter kubik batu dari dana swadaya masyarakat setempat. (Jdm)-a

Senin, 13 Desember 2010

Taujih Sunan Bonang: Mbeburuha Sa`adah Haqiqiyah


Mohammad Ilyas Sunnah


          Masyayih, guru agung  tanah Jawi, Maulana Rahmat, Sunan Bonang suatu saat memberi taujih kepada santri kinasihnya, Raden Sahid: “Jebeng...., urip sepisan  ojo ngagol-agolake  syahwat duniawiyah1) kang  satemah mung  antuk sa`adah dhahiriyah, ananging  mburuha  sa`adah haqiqiyah, Insya Allah sira bakal nemoni kambekjan kang langgeng tanpa winates”. (“Jebeng....,  hidup sekali, janganlah membesar-besarkan syahwat dunia2) yang sebenarnya hanya mendapat kebahagiaan lahiriyah semata, tetapi berburulah kebahagiaan yang hakiki, Insya Allah engkau akan mendapatkan keberuntungan abadi yang tak bertepi”).

____________
1)     Kang den arani syahwat duniawiyah, yoiku kasenengan marang wanodyo ayu kang  tansah mesem ngguyu (ora nate mrengut), putra wayah kang tansah gawe bungah, banda dunya cemepak saka  emas lan perak, kudha-tumpakan kang pinilih, sata kewen kelangenan kang akeh tenan, lan tegal sawah tetanduran kang malimpah.

2)  Semuanya seiring dengan peringatan Kitab Suci Al-Qur`an,  Surat Ali Imran, ayat 14-15: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak186 dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surge). Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu". Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah ), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”(Q.S. Ali Imran: 14-15).

Minggu, 12 Desember 2010

Menyulap Bencana Menjadi Berkah di Kali Code

DIAN YULIASTUTI | HERU CN
(Sumber: http://www.tempointeraktif.com/MINGGU, 12 DESEMBER 2010 | 21:14 WIB)


Musibah jadi berkah

     TEMPO InteraktifYogyakarta – Letusan gunung Merapi memang telah menimbulkan banyak derita bagi masyarakat Sleman dan Yogyakarta. Pasir di Kali Code, contohnya, bila dibiarkan itu bisa jadi bencana karena menimbulkan banjir. Tapi, kemarin Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, masyarakat dan sejumlah perusahaan berusaha "menyulap" potensi bencana itu di dari Kali Code. “Mengambil pasir di Kali Code menjadi sangat penting saat ini. Sebab, kalau pasir itu tidak diambil, akan makin luas menggenangi rumah-rumah penduduk,” tegas Sultan Hamengku Buwono X saat memimpin gotong-royong pengerukan pasir Kali Code di halaman rumah susun Jogoyudan, Minggu (12/12).
            Gotong royong pengerukan pasir Merapi di Kali Code ini disonsori oleh sebuah stasiun televisi dan operator telepon seluler, PT Excelcomindo Axiata (XL). Warga memperoleh bantuan tiga buah mesin penyedot pasir, 900 serok pasir, 100 buah pacul, 50 buah sekop, 7.200 karung plastik, 20 alat pencetak batako dan 40 alat pencetak paving blok. Dengan bantuan alat-alat tersebut diharapkan pasir yang dikeruk dari aliran Kali Code bisa dimanfaatkan menjadi batako dan paving blok. Itu bisa jadi berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar Kali Code.
            Sultan meminta warga mau memanfaatkan bantuan itu. "Alat-alat sudah disiapkan. Tinggal menggunakannya," kata dia. Sultan juga mengingatkan agar warga tak perlu takut seperti warga di lereng Merapi yang takut membersihkan kayu pinus yang hanyut. Alasan warga, "pesta" Merapi belum usai. 
            Dalam acara tersebut, XL menyerahkan tak kurang Rp 3,5 miliar dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu korban bencana Merapi.
"Untuk tahun ini keseluruhan dana CSR mencapai Rp 15 miliar, 25 persennya khusus untuk di Yogyakarta saja," ujar Presiden Direktur PT Excelcomindo Axiata Hasnul Suhaimi di sela-sela penyerahan peralatan pengeruk pasir Merapi di daerah rumah susun Kali Code Yogyakarta, Ahad (12/12). Dia juga mengatakan XL juga akan menyerahkan dana serupa di Jawa Tengah dan beberapa daerah lain yang mengalami bencana. 


XL mempunyai dana CSR rata-rata Rp 10 miliar per tahunnya. "Tetapi. Karena bencana tahun ini cukup banyak, kami tambah 50 persen jadi Rp 15 miliar," ujar Hasnul.
            Bersama Pundi Amal SCTV mereka melakukan pengerukan pasir Kali Code sepanjang lima kilometer. Mereka juga menjanjikan akan memberikan tambahan Handy Talkie kepada warga. Beruntung dalam bencana ini XL tak banyak mengalami kerugian. Untuk bencana Merapi ini, kata Hasnul, satu menara BTS di Desa Glagaharjo hancur lumat oleh awan panas Merapi. "Tapi yang lain aman," ujar Hasnul. 


Sabtu, 11 Desember 2010

KALICODE BANJIR, 15 METER TALUT JOTAWANG AMBROL

Dilaporkan oleh: M.I. Sunnah
     
        Jumat 10/12/2010 siang, hujan deras mengguyur Kota Yogyakarta dan Sleman. Tak pelak lagi,  Kali Code langsung meluap. Karena lebih banyak disebabkan glontoran curah hujan lokal Kota Yogyakarta, banjir Kali Code siang kali ini sebenarnya tidak terlalu besar. Akan tetapi, ternyata di beberapa titik membawa akibat yang cukup mengagetkan.
          Di kampung Lowano, Brontokusuman misalnya banjir berhasil merontokkan tanggul dari kantung pasir yang baru saja dibenahi warga akibat diterjang banjir malam 1 Muharam, Senin 6/12/2010 yang lalu. Sementara, di Jotawang, kampung seberang Wirosaban yang sudah masuk wilayah Bangunharjo, Sewon, Bantul ini, 15 meter talut Kali Code ambrol. Di sebelah selatannya, sekitar 5 meter talut juga sudah merekah. Mungkin dalam waktu dekat, segera menyusul, turut ambrol.
Sebenarnya ambrolnya talut di dekat rumah Bapak Mahmud Jaelani ini sudah diperkirakan oleh warga sejak banjir besar Senin 6/12/2010 sore. Apalagi kondisi fondasi tanggul tersebut sudah growong-growong digerogoti arus banjir hari-hari sebelumnya. Warga juga sudah memasangi tanda bahaya di sekitar talut tersebut. Ternyata, banjir Jumat sore kemarin berhasil tuntas merobohkannya. 
         Akibat ambrolnya talut ini, jika Kali Code banjir besar lagi, warga Jotawang khususnya di lingkungan Mbaben kini teracam tergenangi lahar dingin Merapi. Oleh karena itu, warga setempat dipimpin oleh Ketua RT 01 Jotawang, Bapak  M. Hasanuddin langsung bergotong-royong membuat tanggul dari kantong pasir. Sayang sekali, kantong pasir yang tersedia baru sedikit sehingga sangat kurang memadai.
“Setidaknya untuk sementara, kita buat sederhana seperti ini. Insya Allah, kita usahakan nantinya akan dibronjong agar lebih kuat,” Kata Bapak Arintoko, S.E., Kepala Dukuh Jotawang. Bapak Kepala dukuh yang kelihatan selalu perkasa ini juga menambahkan, “Alhamdulillah, bronjongnya sudah ada yang membantu, tenaga bisa swadaya masyarakat. Saat ini kita sedang mencari bantuan batu gunung  atau batu kali kira-kira 10 truk. Senin depan Insya Allah tim tanggap darurat dari TNI juga bersedia datang membantu penyelesaian bronjong tersebut." (MIS)
           

Bantul Terancam Banjir Lahar Dingin

Laporan 

Agus Dinar/Budi Seno

(Sumber: http://www.suarakarya-online.com/Sabtu, 11 Desember 2010)
Ilustrasi: talut bedah. Jika banjir besar
dapat wilayah Bantul bisa kena luberannya

JAKARTA (Suara Karya): Bencana banjir lahar dingin tak hanya mengancam penduduk yang berada di bantaran Kali Code, Yogyakarta. Lahar dingin dari Gunung Merapi juga menjadi ancaman serius bagi warga di 11 desa di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
            Dari 11 desa di Kabupaten Bantul tersebut terdapat 20 dukuh yang wilayahnya berada di bantaran Kali Code, Kali Winongo, dan Kali Opak. "Ancaman tidak saja dari Kali Code, tetapi juga dari Kali Opak dan juga Kali Winongo. Pada banjir lahar dingin pertama kali, Senin (6/12), ribuan warga yang berada di bantaran Sungai Gajah Wong dan Kali Winongo harus mengungsi," kata Kepala Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Bantul, DIY, Edi Susanto, kemarin.
            Menurut dia, warga yang berada di pinggiran Kali Code, Kali Gajah Wong, dan Kali Winongo diminta selalu siap dan waspada banjir lahar setiap kali ada hujan lebat dengan intensitas tinggi, terutama jika hujan tersebut berlangsung di wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
            Badan Kesbangpolinmas telah menyiapkan 11 titik pengungsian untuk warga yang berada di bantaran ke tiga sungai yang melewati Kabupaten Bantul itu. Ketua Komisi C DPRD Agus Subagyo menyatakan, tiga jembatan putus akibat terjangan banjir lahar dingin. Untuk memperbaiki fasilitas umum ini, minimal harus ada anggaran sekitar Rp 1,2 miliar. "Jika ditambah dengan dua jembatan lagi yang juga rusak parah akibat terjangan banjir lahar dingin, maka anggaran yang butuhkan akan lebih banyak."

Banjir di Bandung Belum Surut    
            Sementara itu, jumlah warga korban banjir di Bandung Selatan yang berada di tiga tempat pengungsian hingga Jumat (10/12) mencapai 13.270 kepala keluarga (KK) atau 38.516 jiwa. Para pengungsi itu tersebar di lokasi pengungsian Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang.
            Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Juhana Atmawisastra menyebutkan, jumlah pengungsi tersebut difasilitasi kebutuhannya selama di pengungsian. "Di tiga kecamatan ini, jumlah pengungsi sekitar 13.270 KK atau 38.516 jiwa," ujar Juhana.
            Data di BKBD Kabupaten Bandung, jumlah rumah dan fasilitas lain yang terendam di tiga kawasan tersebut yaitu 11.456 unit. Bangunan yang terendam hingga mencapai ketinggian 3 meter itu di antaranya pabrik, rumah ibadah, dan sekolah.


Jamnas Tagana

            Terkait penanganan Bencana, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) harus bisa menjadi kebanggaan masyarakat. Untuk itu, Tagana harus menjadi sumber daya manusia (SDM) yang siap ditugaskan dalam menangani bencana di mana pun.
            Pesan itu disampaikan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie, dalam sambutannya pada penutupan Jambore Nasional (Jamnas) Tagana 2010 di Cibubur, kemarin. Dikemukakannya lebih lanjut, bencana yang belakangan sering terjadi merupakan sebuah tantangan bagi seluruh komponen bangsa.
Selain mampu menjadi SDM yang diandalkan dalam penangulangan bencana, Tagana juga diharapkan bisa menjadi wadah untuk lebih membangun kesatuan dan persatuan bangsa.
            Guna meningkatkan kemampuan manajemen bencana dan keterampilan anggota Tagana, Mensos merencanakan membangun Tagana Center. "Jadwalnya, tahun 2012 mendatang sudah selesai dan bisa digunakan," tuturnya.
            Di sisi lain, Mensos juga menjanjikan akan membantu keluarga Tagana yang tewas saat melakukan tugas di Gunung Merapi. Dijelaskannya, bantuan itu bisa berupa dana untuk modal usaha. Sedangkan untuk anak-anaknya akan memperoleh bantuan biaya pendidikan. "Sampai mereka selesai di perguruan Tinggi," kata Mensos.
            Seperti diketahui, ada empat orang anggota Tagana yang tewas saat melakukan tugas di Gunung Merapi. Keempat anggota Tagana itu adalah Ariatno, Samiyo, Supriyadi, dan Supriyanto. Keempatnya tewas saat terjadi letusan Gunung Merapi dahsyat pada Kamis (4/11) silam. (Agus Dinar/Budi Seno)

Jumat, 10 Desember 2010

Lahar Dingin Ancam 11 Desa di Bantul

(Sumber: www.krjogja.com., Jumat, 10 Desember 2010 14:13:00)
Ilustrasi: Kali Code di Bantul
(www.krjogja.com)

BANTUL (KRjogja.com) - Banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Merapi mengancam 20 pedukuhan yang ada di 11 desa di Bantul. Untuk mengantisipasinya, Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul telah melakukan koordinasi dengan jajaran SAR, Tagana, Kepolisian dari Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
          Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul, Drs Edy Susanto mengatakan, wilayah yang terancam lahar adalah Desa Tirtonomolo (Dusun Glondong dan Dusun Jogonalan Kidul), Desa Sumbermulyo (Jombok Sinten), Trimulyo (Blawong), Panggungharjo (Krapyak dan Jaranan), Pendowoharjo (Cepit dan Nganglik), Bangunharjo (Ngoto dan Pandeyan), Pleret (Kanggotan), Wonokromo (Sarean dan Wonokromo I), Segoroyoso (Karet, Karanggayam, dan Dahromo), Banguntapan (Sorowajan Baru), dan Pundong (Seloharjo dan Srihardono).
          Menurutnya, masyarakat di daerah tersebut perlu waspada karena dilewati aliran Sungai Winongo, Sungai Opak, dan Kali Code. “Banjir lahar dingin sudah masuk ke 328 rumah dan 1475 warga saat ini menjadi pengungsi,” terangnya di Bantul, Jumat (10/12).
          Warga sendiri, tambahnya, saat ini kebanyakan mengungsi ke rumah tetangga meski pemerintah sudah menyediakan sedikitnya 11 titik pengungsian. Barak pengungsian tersebut berada di lokasi yang terbilang aman dan letaknya lebih tinggi dari rumah warga yang erada di bantaran sungai.
          Meski begitu, kebanyakan warga beralasan lebih nyaman berada disekitar rumah dan bisa langsung melakukan pembersihan jika banjir surut. Dia pun meminta kepada masyarakat untuk selalu waspada karena saat ini curah hujan sedang tinggi dan diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Februari mendatang.
          “Informasi yang saya dapatkan, bahwa material yang terbawa air hujan dan memenuhi suang-sungai saat ini, volumenya belum seberapa, masih ada ancaman banjir lahar dingin,” ungkapnya.
          Edy menambahkan, total kerugian akibat banjir dingin sampai saat ini belum tuntas dihitung karena masih menunggu laporan dari masing-masih Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Untuk pertanian, tanggung jawab berada di Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Pekerjaan untuk infrastruktur, dan Dinas Sumber Daya Air untuk potensi yang berada di sungai. (*-7)

250 Huntara untuk Warga Kali Code

Neni Ridarineni
(Sumber: http://republika.co.id:8080/koran/Jumat, 10 Desember 2010 pukul 09:39:00)
Ilustrasi: Rumah Pinggir Kali Code
di Cokrodiningkratan, Jetis
 (Sumber: www.vivanwes.com)

YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemprov DIY akan membangun hunian sementara (huntara) untuk warga di bantaran Kali Code. Sedikitnya akan dibangun 250 huntara sebagai antisipasi luapan lahar dingin dari Merapi. 
          "Gubernur sudah menyetujuinya dan saat ini sedang didiskusikan dengan Provinsi DIY  tentang proses teknisnya, sambil menunggu masyarakat yang berminat," kata Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto, pada wartawan seusai melakukan Rapat Koordinasi dengan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (9/12).
          Herry mengatakan, huntara tersebut sedikitnya untuk sekitar 250 kepala keluarga (KK) dan titiknya terpencar-pencar. Huntara ini diutamakan bagi warga yang tinggal di wilayah yang geografisnya paling rendah. 
          Dijelaskannya, dari data tanggal 29 November 2010, yang termasuk rawan I sejumlah 250 KK. Angka ini bisa lebih dan bisa ataupun kurang. "Tergantung nanti jika terjadi banjir besar radiusnya berapa. Jadi, nantinya ditawarkan kepada masyarakat bagi yang tidak mau jantungan setiap hari akibat bahaya banjir bisa mendaftarkan untuk tinggal di huntara," katanya.
          Selain itu, Herry mengatakan, pihaknya juga meningkatkan early warning system. "Sehingga nantinya masyarakat bisa belajar dan akan lebih punya peran dengan informasi yang tersedia, misalnya bila ketinggian segini, dia harus segera waspada. Kalau hanya dengan megaphone, dengan teriak-teriak 'evakuasi-evakuasi', hal itu tidak efektif," katanya. 
          Menangani bencana Merapi, menurut Herry, lebih capek dibandingkan penanganan gempa bumi 2006 lalu. Apalagi, jumlah material yang datang dari Merapi lebih besar daripada yang dikeruk. Jumlah material yang dikeluarkan sekitar 34 juta meter kubik, sedangkan kemampuan bego untuk mengeruk material pasir hanya ribuan meter kubik . "Hal itu ibarat lemper yang dimakan saupo-upo (dimakan sebutir demi sebutir--Red)," tutur Herry.
          Sementara itu Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pihaknya memang menawarkan huntara kepada pemerintah kota dan  tanah milik Pemerintah Provinsi DIY, yaitu di depannya kantor Pusdalop. Mengenai gambar dan jumlah huntaranya belum dipastikan.
          "Saya belum tahu jumlahnya berapa, tetapi kalau tidak cukup akan dibuat seperti barak," katanya. Mengenai dananya, menurut Sultan, akan ada pembagian antara Pemkot Yogyakarta dan Pemerintah Provinsi DIY. Termasuk dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jika bersedia, juga akan diminta ikut mendanai. ed: joko sadewo



Rabu, 08 Desember 2010

Warga Code Banyak Yang Terserang Penyakit

(Sumber: www.krjogja.com, Rabu, 08 Desember 2010 20:12:00)
Warga Siaga Banjir Kali Code
YOGYA (KRjogja.com) - Dampak meluapnya Kali Code akibat lahar dingin Gunung Merapi tidak hanya berupa banjir atau rusaknya rumah warga. Menurut Joko, salah seorang warga Tegalpanggung, saat ini beberapa warga terutama anak-anak, mulai terserang penyakit. Umumnya mereka menderita penyakit diare, sesak napas, dan batuk-batuk. Sampai saat ini, diperkirakan sudah ada 20 anak yang membutuhkan perawatan kesehatan lanjutan.
            Joko mengatakan bahwa usai banjir lahar dingin menyusut, banyak anak-anak yang bermain di Kali Code. “Mungkin karena merasa aneh, jadi penasaran dan bermain-main,” terangnya kepada KRjogja.com, Rabu (8/12). Padahal, lahar dingin tersebut membawa material yang berbahaya bagi kesehatan seperti belerang, bangkai, dan pohon-pohon yang bertumbangan dan telah menjadi sarang binatang.
            Akibat banyak anak-anak yang terkena penyakit, kini orangtua mulai melarang anak-anak bermain di Kali Code. “Kami tidak ingin ada pengaruh dan dampak yang lebih buruk, makanya anak-anak sekarang diamankan di rumah atau tempat yang lain agar tidak bermain air Code,” paparnya. Anak yang terserang penyakit umunya berusia 3 hingga 15 tahun.
            Karena banyak anak yang terkena penyakit, warga pun menghubungi Puskesmas terdekat. “Sekarang sudah ditangani, namun kami berharap tetap ada penyuluhan yang lebih komplit mengenai bahaya penyakit akibat lahar dingin,” ungkap Joko.
            Selama ini, warga hanya mendapat pengetahuan mengenai mitigasi bencana akibat lahar dingin. Sementara untuk efek lebih lanjut, tidak pernah disosialisasikan. (*-7)

Warga Bantaran Hulu Kali Code Sempat Mengungsi

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Fajar S Kurniawan & Hendra Krisdianto
(Sumber: www.tribunnews.com - Rabu, 8 Desember 2010 19:19 WIB)
KEMBALI BANJIR - Suasana kali code menjelang senja saat terjadi banjir dingin Gunung Merapi yang melalui Kali Code diabadikan dari jembatan Jetis, Kota Yogyakarta, Rabu (08/12/2010). Banjir yang terjadi kali ini tidak sampai melebihi talud, namun warga sudah bersiap untuk mengungsi

       TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Banjir lahar di Kali Boyong yang merupakan hulu Kali Code itu, Rabu (8/12/2010) memaksa sebagian warga yang tinggal di bantaran sungai mengungsi. Banjir lahar itu beberapa saat terdengar menakutkan akibat gemuruh aliran material pasir dan batu besar yang menggelontor dari hulu sungai di Merapi.
          "Warga yang tinggal di bantaran sungai dievakuasi ke daerah yang aman," kata Edi Haryono (41), warga Candibinangun, Sleman. Ketinggian air mencapai satu meter dan ada yang melimpas ke pekarangan warga.            Sebagai antisipasi, petugas dari Polres Sleman menutup ruas jalanTuri-Pakem selama lebih kurang satu jam. "Sistem buka tutup kepada pengguna jalan yang melewati jembatan cekdam Kali Boyong antara Turi dan Pakem," kata Ipda Edwin nathanael (23), anggota Polres Sleman di lokasi penutupan.(*)

Editor: kisdiantoro


Peluit dan Kentongan Bersautan di Pinggir Kali Code

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ade R/Putri P/Gaya L/Hendy
(Sumber: Tribunnews.com - Rabu, 8 Desember 2010 18:54 WIB)
Ilustrasi
       TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Lahar dingin di Kali Code Kota Jogja meluap ke beberapa titik perkampungan yang berada di bantaran sungai tersebut, Rabu (8/12/2010). Peluit dan kentongan tanda bahaya bersahutan, sebagian warga pun mulai meninggalkan rumah mereka.           Pantaun di bantaran Kali Kode kawasan Gondolayu, lahar dingin sudah melewati tanggul kantong pasir yang dibuat warga. Meski masih ada beberapa warga yang masih bertahan, namun sebagian besar sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Sedangkan di kawasan Terban, lahar dingin masih berada di bibir tanggul. Meski begitu, terlihat warga sudah siap meninggalkan rumah mereka. “Di sini ketinggian air masih aman. Tapi kami kahwatir ada banyak batu dan batang pohon yang terbawa,” kata I Wayan mandra, anggota polisi yang bertugas di kawasan Jembatan Sarjito.
          Di Kawasan bantaran Kali Code Blunyah, dan di kawasan Kota Baru, lahar dingin sudah memasuki rumah warga. Warga juga sudah meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke beberapa tempat yang lebih tinggi.           Bahkan, jembatan Gemawang sudah ditutup untuk menghindari kemungkinan meluapnya air ke atas jembatan. “Khawatir ada batu dan batang pohon dari atas (kawasan Merapi,” kata Surahman, anggota Rescue 328 yang bertugas memantau di kawasan itu. (*)

Editor: kisdiantoro


Kali Code Akan Dipasangi Alarm Banjir

Laporan wartawan KOMPAS Mohamad Final Daeng
(Sumber: Kompas.com, Rabu, 8 Desember 2010 | 17:14 WIB)
Ilustrasi: www.kompas.com
       YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Yogyakarta berencana memasang sistem peringatan dini banjir lahar dingin di sepanjang Kali Code. Hal ini untuk memberikan informasi yang cepat dan seragam kepada warga bantaran Code terkait ancaman bahaya sekunder pascaerupsi Gunung Merapi tersebut.
            "Dalam minggu ini kami berfokus untuk mempersiapkan sistem peringatan dini itu. Ini penting karena k ita tidak tahu sampai kapan banjir lahar dingin akan terus mengancam Code," kata Walikota Yogyakarta Herry Zudianto di Balaikota Yogyakarta, Rabu (8/12/2010).
            Herry menjelaskan, sistem peringatan dini itu nantinya akan mencakup sistem komunikasi yang tersentra l di posko penanggulangan bencana banjir Code yang dimiliki Pemerintah Kota Yogyakarta. Dari situ, informasi akan diteruskan ke warga melalui pengeras-pengeras suara yang akan dipasang di sepanjang 6 Km bantaran Code di wilayah Yogyakarta.
            Sistem itu akan langsung memberikan peringatan kepada warga, khususnya terkait informasi ketinggian air di hulu Code, yang dipantau aparat Pemkot. Hal ini penting sebagai patokan bagi warga kapan harus mengungsi dan kapan tidak.
            Informasi satu pintu itu diharapkan Herry juga akan menjadi patokan resmi bagi warga dalam bertindak. Pasalnya, selama ini, warga mendapat banyak sumber informasi terkait banjir lahar dingin yang terkadang malah membingungkan mereka.