Interaktif, Yogyakarta -Air limbah akibat pendangkalan Kali Code meluap dan menggenangi rumah serta jalan di bantaran sungai itu. Jalan setapak yang biasa dilalui warga terlihat digenangi air berbau apek dan amis setinggi 30 sentimeter.
Air berwarna keruh itu menggenangi kawasan RW 11 Kelurahan Gowongan, Jetis, Yogyakarta. Agus Sutanto, Ketua RW 11 mengatakan wilayahnya termasuk yang terparah akibat dampak lahar dingin letusan Gunung Merapi yang mengalir di Kali Code.
“Rumah yang sudah permanen digenangi air limbah ada 33 rumah,” kata Agus menjelaskan ini kepada Wakil Walikota Yogyakarta Haryadi Suyudi yang melihat kondisi bantaran Kalicode, Jumat, (19/11).
Akibat genangan air itu, Agus mengatakan sumur-sumur warga dicemari air limbah. Warga dilarang mengkonsumsi air sumur dan diharuskan mengambil air dari rumah warga yang ada lokasinya berada di bagian atas. “Karena kalau dikonsumsi khawatir bisa menimbulkan penyakit,”ujarnya. Agar tak menimbulkan penyakit, Agus mengatakan pihak Puskesmas Jetis sudah melakukan upaya dengan memeriksa jentik-jentik dalam genangan air itu.
Luapan air sungai itu mencapai puncaknya tadi malam. Tarbinah (58) warga RT 43 mengaku air masuk ke dalam rumahnya hingga 30 sentimeter. “Semua barang peralatan dapur saya naikkan ke loteng,”kata Tarbinah. Syukurlah pada pagi harinya, air menyusut. Air genangan itu hanya mencapai bibir pintu rumahnya.
Dari pantauan Tempo, warga memasang karung berisi pasir yang digunakan untuk menahan air masuk ke dalam rumah. Agar warga tetap bisa melewati jalan setapak itu, karung-karung itu disusun berjejer memanjang sehingga jika dilewati tidak membasahi celana.
Haryadi Suyudi mengatakan tim dari Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya menangani asal genangan air yang mengalir di samping rumah warga. “ Ini punya dampak yang serius bagi warga. Karena genangan air itu limbah manusia,”ujarnya. Timnya bersama Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta tengah mengkaji asal genangan air itu. Dia menjanjikan dalam seminggu ini tim melakukan kajian serta mencari solusi agar air tak menggenangi jalan setapak warga.
Agus sendiri mengatakan asal genangan air diduga dari bagian atas kampung Jogoyudan yakni RW 7. “Itu ada saluran limbah warga dan hotel yang jebol karena air itu tak bisa masuk ke sungai karena air sungai lebih tinggi dari pipa saluran,” katanya. Nah selokan-selokan yang jebol inilah yang kemudian menggenangi jalan setapak milik warga. Satu-satunya cara mencegah genangan air itu, kata Agus, menyelesaikan jebolnya saluran limbah warga terlebih dulu. Dia khawatir jika ini tak segera diatasi, maka genangan akan kian tinggi mengingat material vulkanik Gunung Merapi belum sepenuhn ya turun ke bagian hulu sungai.
Agus sendiri mengatakan asal genangan air diduga dari bagian atas kampung Jogoyudan yakni RW 7. “Itu ada saluran limbah warga dan hotel yang jebol karena air itu tak bisa masuk ke sungai karena air sungai lebih tinggi dari pipa saluran,” katanya. Nah selokan-selokan yang jebol inilah yang kemudian menggenangi jalan setapak milik warga. Satu-satunya cara mencegah genangan air itu, kata Agus, menyelesaikan jebolnya saluran limbah warga terlebih dulu. Dia khawatir jika ini tak segera diatasi, maka genangan akan kian tinggi mengingat material vulkanik Gunung Merapi belum sepenuhn ya turun ke bagian hulu sungai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar