Sungai Code kini dipenuhi endapan lumpur antara 6 hingga 1,5 meter.
Arry Anggadha, Nur Farida Ahniar
VIVAnews - Ketinggian air di Sungai Code, sudah berada di ambang kritis. Warga Yogyakarta diperingatkan untuk menyingkir dari 58 titik Sungai Code sepanjang 3 kilometer. Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto mengatakan jika terjadi hujan dari arah utara (Merapi) maka masyarakat harus waspada dengan menjauhi Sungai Code.
"Sudah kita awasi terus, kalau utara hujan harus evakuasi," kata Herry kepada VIVAnews di Jakarta Jumat 5 November 2010. Sungai Code kini dipenuhi endapan lumpur antara 6 hingga 1,5 meter sehingga volume air menciut. "Itu kemungkinannya meluber semua" ujarnya.
Seperti diketahui, erupsi besar Jumat dini hari, 5/11/2010, Merapi tak hanya mengeluarkan awan panas 'wedhus gembel' ke arah Kali Gendol. Merapi juga memuntahkan lahar dingin ke berbagai sungai.
Meski masih jauh dari ancaman awan panas, Kota Yogyakarta terancam banjir lahar dingin. Status Siaga 1 telah ditetapkan. Tak hanya itu statusnya juga berubah menjadi awas. Posko-posko evakuasi sudah disiapkan (di antaranya di Balai RK Jogoyudan, Kecamatan Jetis, Balai RK IX Kampung Gemblakan, Suryatmajan dan Kantor kecamatan Danurejan, Balai RK XIX Karanganyar dan Kecamatan Mergangsan)
Sebelumnya, Herry menjelaskan, penetapan Status Siaga I bukan dikarenakan bahaya akan awan panas, tetapikarena antisipasi banjir lahar dingin. Apalagi, jarak kota Yogyakarta dengan Gunung Merapi lebih dari 30 kilometer. Himbauan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menetapkan zona aman sampai radius 20 kilometer. "Radiusnya masih cukup aman, dan tidak mungkin awan panas bisa sampai ke kota Yogyakarta," tegas dia.
Herry mengimbau agar masyarakat Yogyakarta tetap tenang dan tidak panik, hanya saja waspada terhadap terjadinya banjir lahar dingin, terutama buat warga di bantaran Kali Code.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar