Sampai sejauh ini, Pemda Yogyakarta belum menghitung kerugian dan jumlah korban.
Ita Lismawati F. Malau
(Sumber: http://nasional.vivanews.com/SELASA, 30 NOVEMBER 2010, 06:33 WIB)
Sumber foto: hasan sakri-tribunnews.com
VIVAnews - Pemerintah Kota Yogyakarta hingga saat ini belum mengetahui berapa besar kerugian yang diderita oleh warga akibat banjir lahar dingin yang melanda Kota Yogyakarta, khususnya warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai Kali Code. Kali ini berhulu di Gunung Merapi.
“Kami juga belum mendapatkan laporan secara pasti korban jiwa baik sakit atau meninggal akibat sungai Code meluap,” kata Haryadi Suyuti, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Senin malam 29 November 2010.
Meski belum mendapatkan laporan secara pasti besaran kerugian dan juga korban manusia, namun Pemkot Yogyakarta sudah menyiagakan segala kebutuhan, terutama untuk kesehatan dan suplai bahan makanan bagi warga yang rumahnya sempat digenangi air.
“Petugas juga tengah melakukan pendataan kondisi fisik jembatan yang dikhawatirkan fondasinya retak akibat terjangan banjir lahan,” terangnya.
Pemerintah Kota Yogyakarta dalam rangka antisipasi dini bahaya banjir lahar dingin juga telah menetapkan 94 titik kumpul bagi warga kota guna mengantisipasi terjadinya banjir lahar. Ada sekitar 13.000 penduduk yang tinggal di bantaran kali. Kesiapan lokasi evakuasi meliputi 66 RW di 15 kelurahan yang berada di delapan kecamatan.
Pemerintah Kota Yogyakarta dalam rangka antisipasi dini bahaya banjir lahar dingin juga telah menetapkan 94 titik kumpul bagi warga kota guna mengantisipasi terjadinya banjir lahar. Ada sekitar 13.000 penduduk yang tinggal di bantaran kali. Kesiapan lokasi evakuasi meliputi 66 RW di 15 kelurahan yang berada di delapan kecamatan.
“Lokasi titik kumpul itu ditentukan oleh warga setempat untuk memudahkan mereka mencari tempat aman terdekat.” Lebih lanjut Haryadi menyatakan sungai Code meluap akibat hujan deras di Kabupaten Sleman dan membawa material Merapi melalui Code yang membelah kota Yogyakarta. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, menurut dia, sudah mengetahui sungai itu akan meluap dengan membawa material merapi seperti lumpur dan pasir, satu jam sebelumnya.
“Hal ini dapat dilihat ketika ada hujan dari arah utara dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama maka material erupsi Merapi akan terbawa,” katanya.
Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar