Alih Bahasa

Selasa, 16 November 2010

DAMPAK LETUSAN MERAPI, Ketinggian Air Kali Boyong Akan Dipantau

Kompas.com, Selasa, 16 November 2010 | 22:32 WIB
Warga beramai-ramai menambang pasir yang berasal dari endapan lahar dingin di Kali Code, Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta, Senin (8/11/2010). Pasir ini dijual dengan harga berkisar Rp 50.000 per bak mobil.


             YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Yogyakarta menyiapkan lokasi pemantauan ketinggian air Kali Boyong yang menjadi hulu dari Sungai Code yang melintas di Kota Yogyakarta. 

          Lokasi pemantauan tersebut berada di Jembatan Ngentak yang masuk wilayah Kabupaten Sleman. Petugas disiapkan selama 24 jam untuk memantau ketinggian air sungai," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa (16/11/2010). 
          Pemantauan air di Kali Boyong tersebut adalah bagian dari sistem peringatan dini yang dibangun pemerintah untuk mengingatkan warga di sepanjang bantaran Sungai Code agar terhindar dari bahaya banjir lahar dingin. 
          Kali Boyong adalah satu dari 11 sungai berhulu di Gunung Merapi yang kini telah dipenuhi oleh material vulkanik hasil letusan gunung tersebut sejak 26 Oktober. 
          Lokasi pemantauan yang berada di sisi utara atau disebut Kartika Utara tersebut terhubung dengan sistem komunikasi radio dengan posko utama di Rumah Dinas Wali Kota Yogyakarta yang disebut sebagai Kartika Induk. 
          Selain terhubung secara langsung dengan posko utama di Kartika Induk, sistem komunikasi tersebut juga terhubung dengan delapan kantor kecamatan yang berada di sepanjang bantaran Sungai Code.
          "Informasi dari camat tersebut kemudian disebarkan kepada masyarakat dan apabila ada keadaan bahaya, maka sistem peringatan dini dilakukan dengan memukul kentongan atau mengumumkan lewat masjid-masjid," kata Haryadi. 
          Mekanisme sistem peringatan dini yang mengandalkan kearifan lokal tersebut cukup efektif dan tiap rukun warga juga telah disosialisasikan lokasi-lokasi yang menjadi titik evakuasi warga apabila ada luapan air atau lahar dari Sungai Code. 
          Sejak terisi lahar hasil letusan Gunung Merapi, dasar Sungai Code telah mengalami kenaikan sekitar satu meter sehingga akan berpotensi mengalami banjir lahar dingin apabila ada kiriman material hasil erupsi dari Kali Boyong. 
          "Jika hujan terjadi dalam intensitas yang cukup besar dan waktu lama di hulu, maka material-material hasil erupsi itu akan mengalir ke bawah sehingga memenuhi Sungai Code," katanya. 
          Perjalanan air dalam kondisi normal dari pos pemantauan di Jembatang Ngentak hingga masuk ke Sungai Code adalah sekitar satu jam, dan bisa lebih cepat apabila terjadi hujan deras di hulu. 
          Haryadi mengatakan, disebabkan situasi yang tidak menentu, maka masyarakat di sepanjang bantaran Sungai Code diharapkan tidak boleh lengah dan selalu meningkatkan sistem peringatan dini. 
          "Kami berharap, hujan tidak terjadi terlalu deras sehingga material yang ada di hulu dapat turun dalam volume sedikit demi sedikit," katanya. 
          Selain meningkatkan sistem peringatan dini, masyarakat di sepanjang Sungai Code juga dibantu TNI juga pemerintah telah melakukan pengerukan pasir yang mengendap di sungai agar kapasitas sungai meningkat dan apabila terjadi banjir lahar, tidak meluap ke permukiman penduduk.
ANT
Sumber :
Editor: Benny N Joewono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar