Alih Bahasa

Kamis, 25 November 2010

Awas Lahar Dingin Merapi November-Februari


Padahal, curah hujan 40-70 mm selama dua jam saja mampu meluruhkan lahar dingin.
Elin Yunita Kristanti
(Sumber: http://headlines.vivanews.com/KAMIS, 25 NOVEMBER 2010, 14:47 WIB)
Puncak Merapi di Foto Satelit Nasa



           VIVAnews -- Merapi berangsur tenang. Namun, ancaman yang diakibatkan erupsi gunung itu belum usai. Salah satunya, berupa lahar dingin.
            Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandrio mengingatkan, musim hujan berpotensi mempercepat ancaman lahar dingin. "Perlu sistem early warning yang mudah dipahami masyarakat dan relawan," kata dia dalam workshop penanggulangan lahar dingin di Yogyakarta, Kamis 25 November 2010.
            Apalagi, stasiun geofisika BMKG memperkirakan, curah hujan tinggi akan terjadi pada November sampai Februari 2010. Puncak hujan akan terjadi pada Januari dengan besaran 500 milimeter. Padahal, curah hujan 40-70 mm selama dua jam saja mampu meluruhkan lahar dingin. 
            Saat itu, sabo dam diperkirakan melebihi kapasitas, meluap. Bayangkan, akibat erupsi Merapi, sebanyak 144 dam kini diisi 140 juta meter kubik material.
Sementara, material yang tertahan di radius 15 kilometer dari puncak masih ada 94 juta meter kubik. Ini berpotensi besar menjadi lahar dingin.
            Sejumlah desa terancam. Yakni, Dusun Palemsari, Pangukrejo di Desa Umbulharjo. Kemudian Dusun Kaliadem, Jambu, Petung, Kopeng, sebagian Batur, Kepuh, Manggong di Desa Kepuharjo. Dusun Kalitengah, Kalikidul, Srunen, Singlar, Glagahmalang, Ngancar di Desa Glagaharjo. Lalu, Dusun Suruh, Bakalan, Ngepringan di Desa Argomulyo,  dan Dusun Gungan, Pusung, Gadingan, Banaran serta Cakran di Desa Wukirsari.
            Begitu pula 12 desa di Kecamatan Srumbung, Magelang, rawan terkena banjir lahar dingin. Desa tersebut berada di tepi sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
            Bahkan, kota Yogyakarta tak luput dari ancaman. "Jelang musim hujan, ancaman sekunder menumpuknya material gunung api mulai terlihat di sekitar Kali Code karena banyak yang melihat aliran keras," kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sugeng Tri Utomo.
            Bagaimana cara pemerintah mengatasi lahar dingin? Staf ahli Gubernur DIY bidang pembangunan, Bayudono mengatakan, pihaknya akan melakukan identifikasi titik kritis longsoran tebing, limpasan air, survei lokasi pemukiman yang tergenang air dan lumpur serta bangunan yang terkena, ditambah pula penyediaan pasir dan bronjong.  
            Sementara, "pengerukan tak mungkin dilakukan masyarakat sendiri,untuk yang di atas masih menunggu kondisi stabil, "ujar Bayudono. Sedangkan, pengerukan di bawah Kali Code dilakukan sepekan setelah letusan kedua pada 5 November lalu.
            Sejumlah saluran kecil juga akan dibangun di hulu sungai. Provinsi DIY pun telah mempersiapkan 70 titik penampungan khusus warga di daerah terancam seperti Kali Code. (sj)

Laporan: Erick Tanjung| DIY
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar